
Oke, kita ngobrol jujur ya. Ada satu kata yang sering membuat para pelaku UKM, bahkan yang produknya sudah keren banget, jadi jiper duluan saat mau ekspor. Satu kata yang terdengar rumit, mahal, dan bikin pusing.
“Sertifikasi.”
Dengar kata itu saja kadang sudah bikin lemas. ISO, HACCP, GMP, CE, Halal. Belum lagi yang lain. Pusing. Rasanya seperti disuruh belajar bahasa alien dalam semalam, padahal kita cuma mau jualan produk kita yang sudah bagus ini ke luar negeri. Anda merasa begitu juga? Wajar. Saya juga dulu begitu.
Banyak yang akhirnya mundur di tahap ini. Sayang sekali. Padahal, kalau kita tahu cara ngulik-nya, “makhluk” yang bernama sertifikasi ini sebenarnya tidak seseram itu. Anggap saja ini semacam SIM atau STNK. Tanpa itu, produk Anda ilegal di negara orang. Simpel.
Di tulisan ini, saya tidak akan kasih Anda daftar panjang yang bikin tambah pusing. Saya cuma mau kasih tahu rahasianya. Cara paling praktis untuk menaklukkan labirin sertifikasi ini tanpa harus buang waktu dan uang.
Pelajaran Pahit dari Sebuah Kontainer Udang Beku
Saya jadi teringat obrolan dengan seorang kawan, eksportir hasil laut. Pemain lama sebenarnya. Suatu kali, dia mengirim satu kontainer penuh udang beku ke salah satu negara di Eropa. Nilainya? Miliaran. Dia pede karena produknya kualitas nomor satu.
Apa yang terjadi? Kontainernya ditolak di pelabuhan tujuan. Ditolak. Kenapa? Ternyata ada pembaruan aturan di negara itu yang meminta sertifikasi ketertelusuran (traceability) yang lebih detail, yang belum dimiliki oleh pemasoknya. Sebuah detail kecil yang terlewatkan saat riset.
Akibatnya? Barang miliaran itu harus dipulangkan. Reputasi di mata buyer anjlok. Kerugiannya bukan cuma soal uang, tapi soal kepercayaan. Ini pelajaran mahal yang saya lihat dengan mata kepala sendiri. Dan saya tidak mau Anda mengalami hal yang sama.
Jurus #1: Jangan Rakus! Mulai dari yang WAJIB Diminta Buyer
Ini. Ini adalah rahasia utamanya. Kesalahan fatal pemula adalah berpikir mereka harus punya SEMUA sertifikasi. Mereka lihat kompetitor punya logo A, B, C, lalu panik dan berusaha mengejar semuanya. Salah besar.
Langkah pertama yang benar adalah: TANYA BUYER ANDA. Tanyakan langsung, “Untuk bisa masuk ke negara Anda dan dijual di toko Anda, sertifikasi WAJIB apa yang harus saya miliki?” Fokus hanya pada itu. Jangan ke mana-mana dulu. Kalau buyer Anda cuma minta sertifikat HACCP, ya sudah, kejar itu dulu sampai dapat. Jangan pusing mikirin ISO atau yang lain.
Sertifikasi itu ibarat kunci. Anda cuma butuh satu kunci yang tepat untuk membuka satu pintu. Jangan buang waktu dan uang membuat semua jenis kunci.
Jurus #2: Bongkar “Kamus”-nya, Biar Nggak Salah Arah
Oke, biar Anda tidak kelihatan bingung-bingung amat pas ngobrol sama buyer, ini contekan super singkat soal beberapa sertifikasi umum. Anggap ini kamus dasarnya.
1. F&B (Makanan, Minuman, Herbal):
– HACCP & GMP (Good Manufacturing Practices): Ini paket duo maut. Intinya, ini bukti kalau tempat produksi Anda bersih, prosesnya higienis, dan aman dari bahaya. Ini standar paling dasar untuk masuk ke banyak negara maju.
– ISO 22000: Ini versi lebih canggih dari HACCP. Kalau Anda punya ini, wih, keren.
– Organik, Halal, Kosher: Ini sertifikasi spesifik berdasarkan target pasar Anda. Jelas ya, kalau mau jual ke Timur Tengah, Halal itu harga mati.
2. Buat Produk Umum (Furnitur, Kerajinan, Fesyen):
– ISO 9001: Ini bukan soal produknya, tapi soal manajemen perusahaan Anda. Ini seperti “rapor” yang bilang kalau perusahaan Anda dikelola dengan baik dan profesional. Punya ini bisa naikin pamor.
– CE Mark: Kalau target Anda adalah negara-negara Uni Eropa, untuk produk tertentu (misal mainan anak, elektronik), logo “CE” ini wajib nempel.
Paham ya sampai sini? Kenali jenis produk Anda, lalu lihat kamus ini. Jadi nggak buta-buta amat.
Jurus #3: Ubah Pola Pikir: Ini Investasi, Bukan Biaya
“Mahal, Pak, ngurus sertifikasi itu.” Saya tahu. Memang butuh modal. Tapi coba deh lihat dari sudut pandang lain. Sertifikasi itu bukan biaya hangus. Itu adalah investasi.
Dengan punya sertifikat yang diakui dunia, Anda bisa:
1. Masuk ke pasar yang lebih “mahal”: Supermarket besar, hotel bintang lima, negara-negara maju. Mereka nggak akan mau lihat produk tanpa sertifikat.
2. Jual dengan harga lebih tinggi: Sertifikasi adalah bukti kualitas. Anda punya alasan kuat untuk menaikkan harga jual.
3. Dapat kepercayaan buyer lebih gampang: Anda tidak perlu banyak ngomong, biarkan logo sertifikasi di kemasan Anda yang berbicara.
Investasi ini akan balik modal. Percayalah. Bahkan bisa bikin cuan Anda berlipat ganda.
Jurus #4: Manfaatkan “Contekan” dan Bantuan yang Ada
Anda tidak sendirian di hutan belantara ini. Ada banyak bantuan. Pertama, cari “contekan” dari kompetitor yang sudah sukses ekspor. Cek website mereka, lihat kemasan produk mereka. Sertifikasi apa saja yang mereka punya? Ini cara paling gampang untuk memetakan apa yang dibutuhkan di industri Anda.
Kedua, aktif cari program pemerintah. Serius. Pemerintah punya banyak sekali program bantuan, bahkan subsidi, untuk pengurusan sertifikasi bagi UKM. Coba cek situs Kemenkop UKM, Kemendag, atau lembaga seperti BSN (Badan Standardisasi Nasional). Jangan malas ngulik informasi ini.
Ini bukan cuma omongan saya lho. Para pemangku kepentingan di pemerintahan pun terus mendorong ini.
“Standardisasi dan sertifikasi adalah paspor bagi produk UKM untuk bisa bersaing di pasar global. Tanpa ini, produk kita akan sulit diterima.”
Kalimat senada sering banget disampaikan oleh para pejabat, termasuk dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), yang memang tugasnya adalah memastikan produk kita punya standar kelas dunia. Ini menunjukkan betapa krusialnya hal ini. Anda bisa cek banyak program dan berita soal ini di situs resmi mereka seperti BSN.go.id.
Jadi, Kesimpulannya?
Jangan lagi lihat sertifikasi sebagai monster yang menakutkan. Lihatlah itu sebagai sebuah checklist yang harus Anda selesaikan satu per satu. Mulai dari yang paling penting: tanya buyer Anda. Fokus pada satu hal itu dulu. Setelah selesai, baru pikirkan langkah selanjutnya.
Satu langkah kecil, satu sertifikat, bisa jadi pembuka pintu ke pasar yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Kalau masih ada yang bikin Anda ragu atau butuh teman diskusi, Anda tahu di mana harus mencari kami. Tim HSH Cargo siap bantu Anda ngobrol dan cari jalan keluarnya.