Ongkir Ekspor Bikin Pusing? Ini Triknya Menekan Biaya Pengiriman Barang Ekspor Biar Nggak Boncos Lagi

Dapat orderan ekspor. Senang? Pasti. Bangga? Jelas. Perasaan saat produk kita akhirnya diakui pasar dunia itu nggak ada duanya.

Sampai akhirnya… kita lihat penawaran biaya pengirimannya.

Kening langsung berkerut. Kalkulator di ponsel langsung dibuka. Jari mulai menghitung, dan hati jadi sedikit was-was. Jangan-jangan, setelah dikurangi ongkos kirim yang selangit, profit yang tersisa cuma cukup buat beli kopi. Kalau sudah begini, semangat bisa langsung kendur. Percayalah, Anda tidak sendirian. Ini adalah drama klasik yang dihadapi hampir semua eksportir pemula.

Tapi tenang. Masalah ini ada solusinya. Kuncinya bukan cuma cari yang paling murah, tapi jadi lebih cerdik. Anggap saja ini permainan strategi. Dan di artikel ini, saya akan bocorkan beberapa triknya.

Ngintip Jurus Cerdik dari “Roemah Rempah”

Sebelum ke teori, kita lihat dulu cerita dari lapangan. Namanya “Roemah Rempah”. Mereka berhasil jualan rempah-rempah sampai ke Eropa. Keren, kan? Tapi bayangkan, tantangan logistik dari Indonesia Timur itu bukan main-main. Ongkirnya bisa bikin nangis.

Apa yang mereka lakukan? Mereka nggak pasrah. Mereka ngulik. Alih-alih mengirim bahan mentah yang makan tempat, mereka olah dulu jadi produk jadi yang nilainya lebih tinggi dan kemasannya jauh lebih ringkas. Sebuah langkah jenius. Mereka juga tidak jalan sendiri, tapi aktif cari partner logistik yang bisa kasih solusi, bukan hanya harga. Hasilnya? Bisnis mereka jalan terus, ekspor lancar.

Pelajaran dari mereka jelas. Selalu ada jalan kalau kita mau kreatif. Cerita mereka ini bukan cuma buat inspirasi, tapi juga jadi bukti kalau strategi yang tepat bisa mengubah tantangan jadi peluang.

5 Trik Anti Pusing Buat Atasi Biaya Logistik Ekspor

Oke, sekarang kita masuk ke bagian teknisnya. Ini adalah lima hal mendasar yang wajib Anda pahami dan terapkan.

  1. Jangan Ragu Pakai LCL (Kalau Belum Kuat FCL)

Ini aturan pertama. Di pengiriman laut, ada dua “kelas” utama: FCL dan LCL. Anggap saja begini. FCL (Full Container Load) itu seperti Anda carter satu bus pariwisata penuh. Mau isinya cuma 5 orang atau 50 orang, bayarnya tetap satu bus. Jelas lebih murah per kepala kalau penumpangnya banyak. Nah, LCL (Less than Container Load) itu ibaratnya Anda naik bus umum. Cuma bayar sesuai kursi yang  Anda pakai. Jadi, sesuaikan pada volume barang Anda.

  1. Hati-hati Sama Yang Namanya Berat Volumetrik

Pernah kan, kirim barang yang rasanya enteng tapi pas ditagih biayanya mahal? Nah, kemungkinan besar Anda baru saja bertemu dengan yang namanya berat volumetrik. Begini cara kerjanya. Pihak logistik akan selalu menimbang DUA hal: berat asli barang Anda (di timbangan) dan “berat” berdasarkan ukurannya (panjang x lebar x tinggi). Mana yang angkanya lebih besar, itulah yang akan dipakai untuk menghitung biaya. Ini sering jadi “jebakan” buat produk-produk yang makan tempat. Solusinya cuma satu: packing seefisien mungkin. Jangan ada sejengkal pun ruang kosong yang sia-sia di dalam kardus Anda.

  1. Main “Keroyokan” Lewat Konsolidasi

Merasa orderan Anda kecil-kecil terus? Coba lirik kanan-kiri. Mungkin ada teman sesama UKM yang punya tujuan ekspor ke negara yang sama. Kenapa tidak coba “main keroyokan”? Gabungkan barang-barang kalian dalam satu pengiriman besar. Biaya totalnya bisa ditekan habis-habisan karena Anda bisa patungan untuk sewa satu kontainer penuh (FCL). Ini butuh sedikit usaha koordinasi, tapi hasilnya sepadan.

  1. Pahami “Aturan Main” sebelum Bertanding: Incoterms

Istilah FOB, CIF, EXW mungkin terdengar asing. Tapi anggap saja ini adalah “aturan main” dalam kontrak Anda dengan pembeli. Isinya mengatur simpel: siapa bayar apa sampai mana. Titik. Salah pilih pasal di Incoterms ini, bisa-bisa Anda yang harus bayar biaya-biaya tak terduga yang seharusnya jadi tanggungan pembeli. Luangkan waktu sejenak untuk memahami ini. Serius, ini bisa menyelamatkan Anda dari potensi rugi.

  1. Cari Partner Logistik, Bukan Sekadar Tukang Kirim

Ini yang terakhir, tapi mungkin yang paling penting. Jangan pilih freight forwarder cuma karena brosurnya paling murah. Carilah partner. Apa bedanya? Partner yang baik itu proaktif. Dia akan jadi konsultan Anda. Dia yang akan bilang, “Pak, Bu, jangan kirim minggu ini, minggu depan ada kapal yang ongkosnya lebih miring,”.

Tantangan efisiensi ini nyata. Ini bukan cuma keluhan kita-kita saja.

“Efisiensi menjadi kunci untuk menekan biaya logistik. Pelaku usaha harus bisa berkolaborasi dan memanfaatkan teknologi agar bisa bersaing…”

Kalimat senada sering banget diucapkan oleh para pakar di industri, termasuk oleh Bapak Yukki Nugrahawan Hanafi, yang merupakan Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder se-Indonesia (ALFI/ILFA). Ini bukti bahwa efisiensi adalah agenda besar. Anda butuh partner yang juga punya visi yang sama.

Sudah Cukup Pusingnya, Saatnya Bertindak

Mengelola ongkir ekspor memang rumit. Tapi bukan berarti tidak bisa ditaklukkan.

Kuncinya adalah pengetahuan dan perencanaan. Dengan lima trik di atas, setidaknya Anda sudah punya bekal awal yang kuat. Anda sudah tahu di mana potensi “kebocoran” biaya dan bagaimana cara menambalnya.

Jadi, jangan biarkan biaya logistik mematahkan semangat ekspor Anda. Anggap ini bagian dari tantangan seru dalam membangun bisnis. Kalau masih ada yang ingin ditanyakan atau butuh teman diskusi untuk kasus spesifik Anda, jangan ragu. Tim kami di HSH Cargo selalu siap untuk Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.