Mengenal HS Code dan Fungsinya dalam Perdagangan Internasional

Bagi banyak pelaku UKM, istilah HS Code sering terdengar seperti bahasa asing. Padahal, begitu masuk ke dunia ekspor, kode ini selalu ditanyakan buyer maupun petugas bea cukai. Tidak sedikit yang mengaku kebingungan. “HS Code itu apa sebenarnya? Kenapa barang saya nggak bisa dikirim kalau kodenya salah?” keluhan ini sering terdengar di kelas pelatihan ekspor.

Apa Itu HS Code?

HS Code adalah singkatan dari Harmonized System Code, sistem klasifikasi barang internasional yang dipakai di lebih dari 200 negara. Kode ini terdiri dari enam digit utama, kadang ditambah angka tambahan tergantung aturan tiap negara.

Contoh nyata: kopi biji hijau (green bean) tercatat dengan HS Code 0901.11, sedangkan kopi yang sudah disangrai menggunakan 0901.21. Jadi, meski sama-sama kopi, kode HS-nya berbeda. Inilah yang menentukan tarif bea masuk, izin tambahan, bahkan fasilitas keringanan pajak.

Bayangkan HS Code sebagai kartu identitas barang. Tanpa kartu ini, barang tidak punya status resmi saat melintasi perbatasan.

Mengapa Penting untuk UKM?

Menurut data Kementerian Perdagangan (2023), kesalahan penetapan HS Code menjadi penyebab 1 dari 4 kasus tertundanya ekspor UKM. Angka itu cukup tinggi, dan sering kali membuat biaya tambahan muncul.

Seorang eksportir mebel asal Jepara, pernah membagikan pengalamannya di sebuah forum. “Saya salah pilih kode. Produk saya dikategorikan sebagai barang jadi, padahal mestinya semi-finished. Akibatnya bea masuk di Eropa jadi dua kali lipat. Rugi besar, Mas.” Cerita ini menunjukkan betapa detail kode bisa berdampak langsung ke keuntungan.

Fungsi Utama HS Code

  1. Menentukan Tarif Bea Masuk

Setiap kode punya tarif berbeda. Salah kode berarti salah hitung biaya.

  1. Regulasi Tambahan

Ada kode yang mewajibkan dokumen khusus, seperti Phytosanitary Certificate untuk produk pertanian.

  1. Statistik Perdagangan

Pemerintah menyusun data ekspor-impor berdasarkan HS Code, lalu memakainya untuk membuat kebijakan.

Tantangan UKM di Lapangan

Banyak UKM masih mencari kode hanya lewat mesin pencari. Kadang berhasil, kadang justru keliru. “Waktu kirim ke Malaysia, teh saya malah dianggap obat herbal karena salah HS Code. Barang tertahan dua minggu, buyer hampir batalin kontrak.” Kata seorang eksportir daun teh

Ada juga pengrajin bambu di Sleman yang mengaku bolak-balik pelabuhan hanya untuk revisi HS Code. “Susahnya bukan di bikin barang, tapi di kertasnya,” katanya

Cara Menentukan HS Code yang Tepat

  • Gunakan Portal INSW

Situs Indonesia National Single Window menyediakan pencarian HS Code resmi.

  • Konsultasi ke Bea Cukai

Petugas siap membantu klasifikasi barang.

  • Tanya Forwarder

Forwarder berpengalaman biasanya sudah hafal kode untuk produk tertentu.

Dalam sebuah workshop ekspor di Surabaya, seorang pejabat Bea Cukai menegaskan: “Lebih baik tanya sebelum kirim, daripada harus mengurus revisi setelah bermasalah.”

Penutup

HS Code mungkin terlihat seperti angka-angka kaku, tapi dampaknya nyata bagi UKM. Salah kode bisa bikin rugi, benar kode bisa membuka jalan menuju pasar dunia.

Seorang buyer asal Belanda pernah berkata saat negosiasi: “Kami suka produk Indonesia, tapi kami butuh kepastian. Salah satu bentuk kepastian ada di HS Code.”

Bagi UKM yang ingin naik kelas, memahami HS Code adalah langkah wajib. Dengan identitas produk yang jelas, perjalanan ekspor jadi lebih lancar, dan pintu global terbuka lebih lebar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.